Rabu, 18 Juni 2014

SEHAT MENGGUNAKAN INTERNET MENGURANGI DAMPAK PSIKIS KECANDUANNYA

“Lagi banyak tugas! Malas baca buku, cari di internet pasti lebih mudah…” Saya yakin pelajar sekarang sering melakukan hal serupa. Tentu saja di era informasi yang mendunia seperti sekarang ini informasi dapat diakses di mana pun dan kapan pun kita mau. Bukan hanya pelajar, bahkan pengajarpun sama halnya. Apa lagi penggunaan gadget yang marak dikalangan masyarakat mendorong banyak orang menjadikan internet sebagai makanan instan sehari-hari. Jika  hal seperti itu dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan dampak psikis pada penggunanya seperti kecanduan terhadap kecanggihan internet sehingga pengajar dan pelajar khususnya, semakin malas untuk membaca buku dan menghasilkan karya-karya baru dari hasil pikirannya sendiri.

Hal ini yang membuat mindset kebanyakan orang mengatakan bahwa internet menjadi tidak sehat. Salah! Yang tidak sehat adalah cara orang yang menggunakan internet tersebut. Dikalangan pelajar misalnya, ketika mereka diberikan tugas oleh guru atau dosen, mereka memanfaatkan internet sebagai wadah untuk menjawab dan menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan mengcopy-paste tulisan pada blog orang lain yang terkadang common sense. Padahal seyogyanya tulisan pada blog tersebut dijadikan referensi atau dijadikan bacaan yang dapat menambah wawasan kita untuk menulis karya baru.

Bukan hanya itu, situs porno, game onlie, dan media sosial membuat kebanyakan orang kecanduan terhadap kecanggihan internet. Ini juga bukan masalah internetnya yang tidak sehat. Situs-situs yang disebutkan di atas jelas dapat diakses di internet karena dapat dikatakan bahwa sudah “kodratnya” internet mengakses semua informasi bahkan dari yang terkecil sekalipun dapat diakses di internet. Dan hal-hal yang di atas hanya hal-hal kecil dari dampak psikis pengguna internet.

Kembali saya tekankan bahwa yang tidak sehat adalah penggunanya. Yang terpenting di sini adalah bagaimana pengguna internet dapat membuat internet menjadi sehat. Sebenarnya banyak manfaat dari mengakses internet yang dapat membuat pengguna internet menjadi tidak kecanduan seperti memanfaatkan internet dari segi positivenya. Karena yang membuat pengguna internet kecanduan adalah karena mereka memanfaatkan internet dari segi negativenya seperti mengcopy-paste, membuka situs porno, game online, media sosial dan masih banyak lagi yang lainnya.

Beberapa cara yang dapat dilakukan agar pengguna internet tidak kecanduan  terhadap kecanggihannya adalah dengan menggunakan internet sebagai media pembelajaran bukan sebagai media penjawab soal dan penyelesaian tugas-tugas, membaca tulisan-tulisan bermutu dari blog untuk dijadikan referensi dan menambah wawasan, saling sharing dengan orang lain atau sesama pelajar untuk saling berbagi ilmu dan men-share tulisan-tulisan bermutu dengan membuat blog yang berisi ide, pendapat, pengalaman, dan beberapa karya-karya tulis karena tulisan-tulisan yang kita posting dapat menginsipirasi banyak orang.

INGAT! Sebagai pelajar yang sudah sepantasnya bertugas untuk menyelamatkan bangsa maka seyogyanya kita memanfaatkan internet sebaik-baiknya. Jika sekrang kita sudah terbiasa dengan plagiat atau copy-paste, bagaimana status masa depan bangsa? Masa depan bangsa ada di tangan kita, maka jadilah pelopor sehat menggunakan internet.

Analisis Kasus Teori Erich Fromm

Salah satu contoh kasus yang berkaitan dengan teori Erich Fromm adalah tingkah laku atau kebiasaan anak remaja sekarang yang membentuk teman bergaul berkelompok-kelompok atau bisa dikatakan “gank”. Di dalam gank mereka, terdapat salah satu orang sebagai ketua gank yang cenderung membuat anggota lain bergantung pada dirinya dan berkuasa akan anggota-anggota lain yang lemah. Hal ini berkaitan dengan teori Erich Fromm mengenai “Mekanisme Pelarian”.

Mekanisme pelarian ini timbul karena kecemasan dasar yang menghasilkan rasa keterasingan dan kesendirian yang menakutkan, sehingga manusia berusaha untuk lari dari kebebasan melalui berbagai macam mekanisme pelarian. Beberapa mekanisme pelarian yang berkaitan dengan kasus ini adalah authoritarianism, sifat merusak, konformitas. Authoritarianism menurut Fromm merupakan kecenderungan untuk menyerahkan kemandirian seseorang secara individu dan meleburkannya dengan seseorang atau sesuatu di luar dirinya demi mendapatkan kekuatan yang tidak dimilikinya. Kebutuhan untuk bersatu dengan mitra yang kuat ini dapat berupa dua hal: masokisme dan sadism. Tetapi yang lebih dominan kaitannya dengan kasus ini adalah sadism karena sadism lebih neurotic dan lebih berbahaya. Sadisme bertujuan mengurangi kecemasan dasar dengan mencapai kesatuan dengan satu orang atau lebih. Terdapat tiga jenis kecenderungan sadism yang diperkenalkan oleh Fromm dan ketiganya terdapat dalam kepribadian ketua “gank” remaja tersebut. Yang pertama adalah kebutuhan untuk membuat orang lain bergantung pada dirinya dan berkuasa akan mereka yang lemah. Hal ini membuat ketua “gank” tersebut bertindak sesuka hatinya dan menindas anggota lain yang menurutnya lemah. Yang kedua adalah keingingan untuk mengeksploitasi orang lain, memanfaatkan mereka, dan menggunakan mereka untuk keuntungan dan kesenangan dirinya sendiri. Misalnya ketua gank tersebut dengan mudah dan sesuka hatinya memerintah anggota lain yang menurutnya lemah, misalnya ia menyuruh anggota lain membelikannya makanan, mengerjakan tugasnya, menyupirinya, dan lain-lain.  Dan kecenderungan sadism ketiga adalah keinginan untuk melihat orang lain menderita, baik secara fisik maupun psikologis. Biasanya anak remaja yang membentuk gank baik ketua ataupun anggota lainnya cenderung menindas orang lain yang menurutnya lebih rendah dari pada mereka. Mereka senang melihat orang lain menderita baik secara fisik maupun psikologis.

Kemudian mekanisme pelarian kedua yang sangat berkaitan dengan kasus ini adalah sifat merusak. Sifat merusak (destructiveness) berasal dari perasaan kesendirian, keterasingan, dan ketidakberdayaan. Sifat merusak ini berbeda dengan authoritarianism, sifat merusak tidak bergantung pada hubungan berkesinambungan dengan orang lain, melainkan mencari jalan untuk menghilangkan orang lain. Ketika suatu gank memiliki saingan yang lebih dari mereka, gank tersebut cenderung untuk menghacurkan orang-orang yang melebihinya karena mereka menganggap bahwa kekuasaannya telah hilang sehingga gank tersebut berusaha untuk mendapatkan kembali rasa kekuasaan yang hilang itu.

Dan mekanisme pelarian berikutnya yang juga sangat berkaitan dengan kasus ini adalah konformitas. Orang yang melakukan konformitas berusaha melarikan diri dari rasa kesendirian dan keterasingan dengan menyerahkan individualitas mereka dan menjadi apapun yang orang lain inginkan. Dengan demikian, mereka jadi seperti robot, memberikan reaksi yang dapat diperkirakan secara otomatis sesuai dengan orang lain. Mereka jarang mengungkapkan pendapat mereka sendiri, berpegangan erat pada patokan perilaku, dan sering tampak kaku dan terprogram. Konformitas ini tercermin pada kepribadian anggota-anggota dari gank tersebut. Biasanya anggota gank cenderung mengikuti apa yang dikatakan ketuanya. Mereka melakukan hal-hal yang tidak sesuai kepribadiannya, hanya saja mereka mengikuti apa yang diminta oleh ketuanya sehingga tidak menjadi dirinya sendiri. Mereka menjadi seperti robot dengan menuruti semua perintah dari ketuanya. Mereka jarang mengungkapkan pendapat mereka sendiri karena takut kepada ketuanya.

Selain mekanisme pelarian, salah satu gangguan kepribadian menurut Fromm yang juga berkaitan dengan kasus ini adalah “Narsisme Berat”. Narsisme berat ini tercermin baik pada ketua gank maupun anggota gank. Tetapi yang paling dominan adalah pada kepribadian ketua gank. Karena seperti yang dijelaskan sebelumnya, anggota gank yang lain melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan kepribadiannya karena semua tindakannya dikontrol oleh ketua gank. Orang yang narsistis mencapai rasa aman dengan berpegang pada kepercayaan yang berubah bentuk bahwa kualitas pribadi mereka yang luar biasa merupakan keunggulan dari orang lain. Anak remaja yang membentuk gank ini sangat percaya diri. Mereka menganggap bahwa dirinya lebih dari pada orang lain, mereka mempunyai kualitas pribadi yang luar biasa dari orang lain. Hal inilah yang menimbulkan perasaan lebih dan menghasilkan perilaku yang senang menindas dan menghancurkan orang lain yang lebih dari pada mereka.