Rabu, 30 Oktober 2013

titik



Bismillah ..
Selamat pagi, selamat siang atau selamat malam .. aku tidak tahu pasti sekarang di surga sedang turun salju lembut atau hujan ataukah sedang kemarau. Pasti indah, bahkan melebihi Eiffel. Kalau boleh, aku ingin sedikit berbincang. Aku belum pernah merasakan dinginnya salju dan aku juga belum pernah menyaksikan keindahan Eiffel dengan mata kepalaku sendiri. Tapi bila kelak  aku sukses aku akan ke Paris untuk merasakan dinginnya salju di bawah menara Eiffel juga menikmati beberapa keindahan ciptaan Tuhan yang ada di belahan bumi.

Aku tahu Tuhan tak pernah sibuk. Tak pernah lelah mendengar keluhanku walaupun Dia tak segera member pukpuk di bahuku ataupun menghapus air mataku. Aku tak perlu curiga pada-Nya, soal Dia mendengar doaku atau tidak. Aku percaya telinga-Nya selalu tersedia untuk siapapun yang percaya pada-Nya. Aku tahu pelukan-Nya selalu terbuka untuk siapapun yang lelah pada dunia. Aku mengerti tangan-Nya selalu siap mengumpulkan kepingan-kepingan hati yang patah

Teman aku ingin bercerita kembali. Ini masih berkaitan dengan yang kemarin. Masih sama, masih dalam keadaan kecewa. Entahlah, rasanya aku ingin memberontak. Aku ingin teriak sekencang-kencangnya. Aku ingin menangis sepuasnya. Aku merasa jauh dan kesepian. Yah masih dengan topik yang sama. Bintangku! Aku merasa semakin hari dia semakin jauh. Jauh dari hatiku dari hariku. Aku takut dia benar-benar pergi meninggalkanku. Tak mampu lagi menghiasi hariku, menerangi hatiku.

Mungkin semua berawal dari kesalahanku? Tapi apa?
Teman, aku merasa takut. Sangat takut!
Aku takut dia  benar-benar pergi dan menghilang. Aku takut ada yang lain selain aku. Ada hati lain selain hatiku. Apakah dia juga menerangi hati yang lain?

Tolong jangan tertawa. Dadaku sangat sesak semenjak tahu dia mulai meninggalkanku.
Aku tak bisa membayangkan ketika dia betul-betul menghilang. Teman! Dengar aku!! Tolong sampaikan ini padanya “Aku ingin dia tahu aku butuh! Aku rindu! Aku ingin dia kembali menghiasi hari-hariku, menerangi hatiku! Aku ingin tersenyum kembali karenanya. Ingin merasakan bahagia bersamanya. Merasa nyaman dan tenang ketika dia memancarkan sinarnya. Sampai sekarang aku belum begitu paham tentang cinta. Tapi yang aku tahu hari ini, kemarin, besok, lusa dan hari-hari selanjutnya, AKU TETAP MENCINTAINYA”

Senin, 28 Oktober 2013

::::::

sedikit mencoret layar .. teman aku kembali ingin bercerita.
Aku sedikit tidak mengerti apa yang dianggap pantas dan tidak pantas dalam hidupku. Aku sempat  mengira-ngira kelak dia benar pangeranku. Entahlah .. kurasa ku salah !
Saat ini bintang ku tidak bersinar seperti biasanya. Dia mulai redup dan bila ku tatap luasnya kegelapan di langit semakin hari sinarnya berkurang semakin menjauh dan hilang dari hatiku. Apakah karena musim penghujan akan tiba? Seperti biasa berpikir positif dan memastikan itu benar.
Aku merasa kecewa. Sangaaaaat kecewa. Ketika semakin hari bintang-bintang itu memaksa pergi dan tidak lagi menghiasi hariku juga menerangi hatiku.
Tolong! Jangan paksa aku meneteskan air mata itu lagi. Aku cukup kuat dan aku yakin aku bisa melewatinya. Masih merasakan hal yang sama dan tetap seperti itu. KECEWA

Minggu, 06 Oktober 2013

Seutuhnya Bahagiaku

Seutuhnya Bahagiaku
Oleh Mustika Purnamasari

Tak tahu apa yang harus ku lakukan tanpa dia
Ketika dunia mulai menerimaku utk menyaksikan keindahannya
Ketika dunia mengizinkan meletakkan ragaku seutuhnya

Suratan-Mu Tuhan
Telah pertemukan aku dengannya
Melukiskan keharuan, membangun tangisan bahagia
Bilangan air matanya tanda kesykuran atas hadirku
Ketika perjuangannya mengandungku

Ketika harapan besar mempertaruhkan nyawa
Di balik tangis kesakitan hingga keringat yang bercucuran dia masih memilihku di sebuah subuh penuh kenangan

Atas takdir seorang ibu
Tak pernah lelah melontarkan huruf a samapai z hinggah aku mengerti 1+1 = 2
Ketika dia harus bangun di kegelapan malam karena aku merengek kehausan
Dia tak pernah marah ketika tak sengaja aku berkata kasar
Aku tau di balik senyumnya tersimpan letih 
Dia tak pernah mengizinkan air mataku mengalir di pipi
Ketika caci maki mengampirinya, kekecewaan mulai terasa aku tau dia menyimpan tangis karenaku
Dia tidak pernah menyerah begitu saja demi masa depanku

Ibu 
Kau yang pertama ku cari saat aku kehilangan arah
Kau tempat pertama yang ku tujuh saat aku berlari ketakutan
Kau tempat aku menangis saat aku terjatuh
Kau orang pertama yang menggendongku ketika kerikil kerikil tajam mulai ku lalui
Bahumu tempat sandaran pertama ku ketika dia dan mereka menyakitiku
Dan namamu yang pertama ku sebut ketika semua orang bertanya siapa emasku
Dan tetap engkau yang pertama ku sebut ketika toga ku hempas ke langit

Maafkan aku ibu ketika kau harus melawan kejamnya malam itu
Maafkan aku ibu ketika aku mulai mencampakanmu
Maafkan aku ibu ketika air mata di pipimu mengalir karena ku
Maafkan aku ibu ketika aku tak sanggup memberikan bahagia seutuhnya untukmu
Maafkan aku ibu ketika aku melupakanmu karena dia dan mereka
Maafkan aku ibu ketika cinta mulai ku bagi
Dan maafkan aku ibu ketika kau tak mendapatkan ketulusan dariku

Aku tahu bukan kumpulan berlian yang kau harap dari kesuksesanku
Bukan seikat uang dari keberhasilanku
Bukan ratusan medali dari prestasiku
Tapi keinginanmu adalah seutuhnya bahagiaku

Sabtu, 05 Oktober 2013

Tetesan Angan Semu

Tetesan Angan Semu
Oleh : Mustika Purnamasari

Tak bosan aku meminta agar Tuhan tetap memberiku hidup
Aku tetap setia menunggu datangnya pagi
Tetap berdiri di tempat biasa untuk menantimu
Menanti senyummu yang berisi segudang harapan untuk bahagiaku
Saat aku masih bisa mencium wangi tubuhmu hari ini, kemarin, esok ataukah lusa

Satu harapan yang tercipta
Memaksaku untuk diam dalam bahagiamu
Seperti biasa, kaku tak tertahan
Semakin meluruh dalam hangat dekapmu
Aku masih bisa merasakannya, semerbak bunga dalam wangi tubuhmu

Rasa itu masih betah hinggap dalam benakku
Kemana aku harus pergi?
Ketika hujan kembali menggoda bumi saat mencekamnya pagi hari itu
Kemudian menghilang saat malam tengadah
Bolehka aku menengok sedikit ke belakang?
Melihat ukiran harapan masa lalu yang membuatku masih bertahan saat ini
Andai Tuhan izinkan, aku ingin meraih bahagiaku
Saat kedua emasku mampu menampakan diri dibalik resahku
Aku tetap ingin melihat bintangku bersinar di malam hari
Tetap mencoba menyinari tiap tiap ruang yang ada di hidupku
Meski hanya di dalam tetesan angan semu

Rabu, 02 Oktober 2013

Kocan

Tak ku sangka bertemu dgn mu membuatku jatuh cinta kepadamu. Seakan diriku terhanyut bila memandang wajah mu. Setelah sekian lama ku bermimpi tentang hadirnya sang pujaan hati. Dan kini kau hadir di hidup ku.
Untaian kata mesra dan seribu puisi cinta yg ku punya tak mampu menyaingi apapun yg engkau berikan kepadaku.
Kau adalah keindahan yg mengisi dunia ku. Memandang mu aku berharap waktu berhenti
Kau adalah jejak yg iringi langkah ku. Kau adalah detak yg iringi jantung ku. Kau adalah air mata yg iringi tangis ku. KAU ADA DI HATIKU
Ku pandang biru nya laut. Awan yg berselimut kabut.
Ku renungkan wajah ku yg berkalut hanya dirimu yg buat ku terpaut.
Rasa sayang yg bgtu dalam. Bahkan teramat dalam
satu hal tanyaku. Boleh kah aku mencintaimu?
Aku mencintai mu apa adanya bagai sungai yg mengijinkan air mengalir mengikuti lekuk tubuh menuju hilir.
Aku mencintai mu apa adanya melebihi kata22 yang mampu terucap tuk yakinkan bahwa aku mencintaimu apa adanya.
Mencintaimu kini dan nanti.
Cinta begitu nyata hadirmu hingga diriku terpesona akan hadirnya.
Kau berikan anugerah terindah disepanjang hidupku. Segenggam cinta dan harapan
Aku selalu berharap menemukan kebahagiaan bersamamu. Seperti janji setia pepohonan yang meneduhkan alam ini. Aku akan setia utk hati yg aku yakini. Tak peduli meski hanya bayang22 semu yang ku dekap. Hanya padamu cinta ingin ku akhiri
Hatiku telah ku sisihkan utk belahan jiwaku. Meski pengorbanan ini kadang terasa menyakitkan tapi inilah takdir Tuhan. Dan aku yakin cinta yg kuperjuangkan akan terasa indah pada waktunya.
Raga ini boleh rapuh. Nyawa ini pun boleh hilang, namun dirimu dihatiku takan tergantikan krn hanya dirimulah hal terindah yang pernah singgah di hatiku.
Aku merasakan kehadiranmu saat tak berdaya dan terpuruk.
Aku merasakan kehadiranmu saat merasa sakit.
Sungguh aku merasakan kehadiranmu di setiap saat hidupku.
Cintaku bukan cinta biasa. Terimalah pengakuan ku
Maaf
Ku masih menanti dirimu membuka matamu disaat tak ingin kau tatap diriku.
Ku masih bediri di depan pintu hatimu disaat tak ingin kau buka untukku.
Ku masih disini disaat kau dengar ku sebut namamu dan masih ku disini sejak tlah kau buang namaku.
Kehampaan ini seringkali menghantui diriku, entah knp hal ini terjadi. Apakah ini yg namanya hukum karma?
aku memang seorang yg hancur hanya dapat menyakiti org lain terutama dirimu yg tlah kudustai dan kulukai.
Sesal ini terlambat kuucapkan. Manusia seringkali menyesal setelah menerima akibatnya.
Bukan maksud ku menjadikan mu boneka yg dapat ku ambil dan kubuang bgtu sja. Bukan maksudku mendustai dan menyakitimu seperti itu.
Kesalahan yg paling bodoh adalah aku yg sudah menyia22kan mu, aku yg sdah mengkhianatimu, aku yg sudah menyakitimu.
Kesalahan yg paling fatal adalah aku yg tak bisa menjaga mu, aku yg tak bisa memberikanmu rasa aman, aku yang tak bisa memberikanmu kasih sayang seperti yg kau mau.
Demi maafmu
Kau boleh lakukan apa saja padaku, kau boleh lakukan apa saja yg kau mau, kau boleh lakukan apa saja yg kau inginkan.
Hidup tanpa maafmu, bagai hidup tanpa udara, menyesakkan dadaku, menyesakkan batinku.
Hanya satu pintaku, maafkan aku ! Kembalilah seperti dulu.

Coretan Tinta untuk BINTANGKU

Oleh Mustika Purnamasari

terpaku dalam hangatnya malam
tak dapat kulawan dengan jemariku
indah, sangat indah
hanya ba ha gi a ..

tak satupun kata yang mampu ku rangkai
bagai mimpi yang nyata
layaknya notasi warna kupu kupu terbang menuju pelangi
bahagia, sangat bahagia

a b c d terangkai menjadi satu ungkapan nyata
mampu mengindahkan hidup rembulan di kegelapan
menerangi indahnya dunia malam itu
semakin terang ... terang dan terang ..
bersinar di seputar jagat raya
seelok ketujuh warna yang tak mampu bersembunyi dari sinar mentari
tenang .. sangat tenang ....
sedikit menipu kehanyutan
melukis gumpalan cinta dalam kehidupanku
semua itu engkau
BINTANGKU !

Nyata Belum Tentu Indah




Kriiiinggg …. Bel berbunyi menunjukan tepat pukul 7.00 wita. Pagi itu Dina bangun dengan tergesah gesah sebab ada mata kuliah yang mulai pukul 8.00 wita.
“Aduuuhhh … jam 7 !!!! telat lagi ke kampusnya … “
Bergegaslah dia ke kamar mandi dan menyiapkan semuanya untuk berangkat ke kampus. Dina adalah anak pengusaha kaya yang cukup terkenal. Dia cantik dan cukup pintar tapi sayang kesombongan dari dirinya itu yang sangat sulit untuk dia kontrol.
Pada waktu yang sama Dewi juga berangkat ke kampus, biasanya Dewi berangkat bersama Dina tapi berhubung Dina terlambat jadi Dewi pergi sendiri walaupun belum dapat kabar dari Dina, tapi Dewi sudah tahu bahwa Dina pasti terlambat “lagi”.  Dewi adalah anak Pak Ardy yang bekerja sebagai satpam di kantor Ayah Dina. Dewi dan Dina adalah teman yang cukup dekat sejak SMA. Mereka akrab karena Dewi selalu mengajarkan materi-materi yang belum cukup dimengerti oleh Dina. Dewi memang sangat rendah hati dan lugu oleh karena itu Dina selalu memanfaatkan semuanya.
Pagi itu Dewi berangkat mengendarai sepedanya. Kendaraan yang dia miliki hanyalah sepeda sederhana yang biasa menemaninya ke kampus apabila Dina terlambat bangun. Dewi tinggal di sebuah kampung yang tidak jauh dari kota. Burung berkicauan dan embun pagi itu membuat suasana sangat nyaman untuk bersepeda.
Wi , tlg tnggu aku d parkiran yah .. sepertinya aku telat, aku gak berani masuk sndirian. Kamu gak mngkin tega liat aku diusir oleh Bu Dosen sendirian kan? Tlg aku!”
Lagi-lagi Dina memanfaatkan Dewi. Seperti biasa walaupun Dewi berangkat ke kampus lebih awal dia tetap ikut terlambat masuk kelas sebab Dina selalu melarang Dewi masuk kelas lebih dahulu bila dia terlambat. Dewi takut apabila Dina marah dan melaporkan apa yang dia lakukan ke Ayah Dina dan yang menjadi sasaran adalah Ayahnya sendiri.
oke, aku tnggu di tmpt biasa yah!”
Sudah 15 menit keterlambatan Dina tapi dia belum juga muncul sedangkan Bu Dosen sudah ada di kelas.
“aduh maaf yah Wi aku telat bangun”
“iya tidak apa-apa kok. Ayo kita ke kelas siapa tahu masi ada keringanan dari Bu Dosen”
Tapi saat itu dosen yang membawakan mata kuliah lumayan tegas dan sangat tidak menyukai apabila ada mahasiswa yang terlambat. Mau tidak mau mereka harus menerima hukuman dan keluar dari kelas.
“kita ke perpus aja yah Din” ajak Dewi memohon.
“gak ah, ke kantin aja. Aku laper banget nih.” Jawab Dina lebih memohon
“kalau begitu kamu ke kantin aja, sebentar aku nyusul”
“gak mau. Ikut aja! aku gak suka makan sendirian. Aku traktir deh …” Dina kembali memohon
            Seperti biasanya Dewi tidak bisa menolak. Dina memang orangnya tidak pelit tapi kesombongannya masih tetap awet. Merekapun berjalan ke kantin dan tidak sengaja bertemu dengan Budi.
“hai Budi, dari mana?” tanya Dina penasaran.
“aku dari rumah. Sebenarnya sih gak ada kuliah pagi tapi aku mau ke perpus dulu” jawab Budi.
“ke kantin aja dulu, aku taktir deh. Kamu pasti belum makan kan?” balas Dina memohon.
“gak usah Din, aku kenyang kok sudah sarapan dari rumah”
“temenin aku aja. Gak masalah kan?” Dina lebih memohon lagi.
Karena tidak tega akhirnya Budi menerima tawaran Dina yang sebenarnya Dewi sendiri saja sudah cukup untuk menemani Dina.
Budi adalah teman kampus mereka yang cukup tampan dan terkenal. Dina sangat menyukai Budi dan Dewi tau itu. Tapi disisi lain Dewi juga sebenarnya suka kepada Budi. Dewi selalu mengalah untuk Dina jadi apapun itu pasti Dewi selalu merelakan apapun untuk Dina meskipun itu tentang “CINTA”
            Budi anak dari keluarga yang cukup berada tapi dia tidak sekaya Dina. Tapi Budi cukup pintar. Dia merasa lebih senang berteman dengan Dewi dibanding Dina karena kemampuan Dewi yang cukup luas pada bidang pelajaran.
            “kamu mau makan apa Budi?” tanya Dina berharap menerima tawarannya untuk makan bersama walaupun di kantin kampus. “aku traktir deh, kamu boleh makan sepuasnya apapun yang kamu mau”. Lanjut Dina
            “aku sudah kenyang kok Din,” jawab Budi. “kamu aja Wi, kamu mau makan apa?” tanya Budi kepada Dewi.
            “iya, kalian makan apa aja gak masalah kok”. Tawar Dina kepada kedua temannya.
            “Aku mau ke perpus aja Din, kan ada Budi yang temani kamu. Aku lagi mau nyari buku soalnya” kata Dewi sambil berdiri dari kursi dan mulai berjalan ke kantin.
            “tunggu Wi!!!!” panggil Budi. “aku ikut yah. Aku juga lagi males banget di kantin”
            “eeehhhhh !!!! kalian mau kemana?” tanya Dina sambil berlari mengejar Budi dan Dewi. “siaaaalllll gagal lagi! Dewi sangat tidak mendukung !” kata Dina sambil marah.
            Dina juga mengikuti mereka ke perpustakaan. Dia sangat marah melihat keakraban Budi dan Dewi. Dina merasa sangat kecewa dan dikhianati oleh Dewi karena Dewi tau bahwa Dina sangat menyukai Budi. Padahal sebenarnya Budi lebih menyukai Dewi.
Sepulang di rumah Dewi mendapatkan sms dari Dina.
aku gak suka cara kamu yang kasar seperti itu. Aku mau kamu jauhin Budi kalau kamu masih mau kuliah!!!!!”
Dewi sangat terkejut membaca sms dari Dina.
Hari demi hari Dewi berusaha menjauhi Budi tapi Budi justru lebih mendekatkan diri kepada Dewi. Dan tetap saja Dewi tidak bisa menjauhinya. Dina sangat marah melihat keakraban mereka setiap harinya sehingga dia segera menelpon Ayahnya agar segera memecat Ayah Dewi dan memberhentikan kuliah Dewi.
“ayaaaahhh … aku gak mau tau ayah harus pecat Pak Ardy sekarang juga!!!” seruh Dina kepada Ayahnya.
“ada apa sayang? Ayah lagi di jalan. Pak Ardy memangnya salah apa?” tanya Ayah Dina.
“bukan pak Ardy tapi Dewi ayah ! dia ituuuu …….
Praaaakkkkkkkk … suara benturan keras terdengar di balik telpon genggam Dina. Tidak sengaja Ayah Dina kecelakaan. Dia menabrak pohon sangat keras dan mobilnya terbakar hingga meninggal dunia. Saat itu Ayah Dina memang sedang pusing karena masalah perusahaan dan saham keluarganya bangkrut.
Mendengar  kabar tersebut Dina menjadi frustasi sebab semua harta yang Ayahnya miliki disita oleh bank. Keluarganya jatuh bangkrut dan Dina hanya tinggal sendirian. Setelah kejadian itu Dina tinggal di rumah Dewi bersama Ayah Dewi.
Semenjak perusahaan Ayah Dina bangkrut Ayah Dewi bekerja di perusahaan Ayah Budi. Budi dan Dewi juga akhirnya pacaran karena Budi sudah sejak lama mengagumi Dewi. Dewi bukan Dina. Dina yang hanya menyombongkan kekayaannya yang tidak permanen dan itu belum tentu indah, tidak seperti Dewi yang walaupun dia pintar dia tetap rendah hati. Walaupun dia bukan orang kaya tapi dia senang berbagi.


Nb : Maaf sedikit rumit dan berlebihan. Cerpen ini dibuat secara dadakan dan dengan inspirasi yang sangat kurang :D

Selasa, 01 Oktober 2013

coretan


Ini bukan cerita biasa yang ku tulis pada layar komputerku. Saat ini aku sedang menikmati salah satu keindahan alam yang merupakan bukti kekuasaan Tuhan. Sudah lama sebenarnya aku ingin menulis sesuatu di tempat ini. Tempat yang mampu membuatku sedikit nyaman dengan beberapa problem yang kuhadapi.  
Di sini aku juga bersama salah satu orang yang membuatku cukup tenang bila bersamanya. Saat dia sedang menutup mata, saat seperti itu pula aku selalu berdoa agar bisa menikmati hidup bersamanya. Tapi saat ini aku juga sedang memikirkan dua orang yang merupakan emas bagiku. Dua orang yang selalu membuatku bahagia ketika melihat wajahnya, senyuman bahagianya kepadaku saat aku memberi salam dan membuka pintu rumah. Dua orang yang senantiasa menunggu kabarku, yang khawatir bila tidak mendengar suaraku, yang menggantungkan sejuta harapan kesuksesan kepadaku. Saat ini aku juga terbayang seorang yang selalu memberikanku contoh dalam setiap perjalanan hidupnya dulu. Yang setiap detik selalu membuatku rindu. Yang disetiap ungkapan doaku pasti ku sisipkan namanya dan kedua orang tuaku. Yang setiap hari selalu kukirimkan kado Al-fatihah untuknya. Sosok yang juga mengantungkan sejuta harapan untuk bisa membahagiakan orang tuaku. Yang menitipkan beberapa keinginan untuk ku. Aku tidak menganggap semua itu beban. Tapi ketika perasaan itu muncul aku selalu takut menjadi orang yang gagal untuk mereka.
Aku tidak mengerti dengan apa yang ada saat ini. Aku takut gagal! Dan beberapa tahun kedepan aku harus bisa menyelipkan title S.Psi, M.Psi di belakang namaku. Aku sendiri juga menggantungkan sejuta harapan kepada diriku sendiri. Dan seperti manusia secara umum optimis dan pesimis itu selalu ada di dalam diriku.
Teman, aku sedikit ingin mengajukan pertanyaan. Bagaimana yang kalian lakukan saat berada pada dua pilihan sulit? Dan saat kalian memilih salah satu dari kedua itu ternyata pilihan yang kalian pilih itu salah? Bagaimana ketika pilihan yang kalian pilih mengorbankan beberapa orang yang sangat penting bagi kalian? Ibu misalnya, ayah dan teman-teman kalian? Apakah kalian tidak merasa memiliki  bergumpal-gumpal beban, berton-ton pikiran yang membuat kalian selalu merasa bersalah?
hembusan angin di tempat ini, pepohonan hijau yang menyejukan hati, debu beterbangan, deras ombak di lautan membuatku semakin menggebuh-gebuhkan rasa syukur kepada sang kuasa. Teman, coba bayangkan kebahagiaan itu muncul ketika kalian bisa menikmati semua yang Tuhan beri. Tapi bagaimana bila kalian lemah dan tidak kuat menopang semuanya? Ketika saat ini kalian tidak sepenuhnya bisa menjadi pribadi kalian seperti biasanya?
Aku juga sebenarnya sedikit heran dengan semua itu. Tapi yang aku tahu saat ini aku tidak boleh mengeluh. Selalu menanamkan optimisme dalam diriku. Tetap bersykur dengan apa yang ada pada diriku saat ini, tetap terbuka dan tidak menutupi kekurangan dalam diriku. Dan yang terpenting suatu saat aku akan mendapatkan semua yang aku inginkan.

Senin, 30 September 2013

dirinya

sambil meneteskan air mata aku menulis sebuah catatan tentang "DIRINYA"

suatu ketika ku ingat akan dirinya. ku ingat waktu itu, kejadian itu, keadaan itu dan semuanya.
'DIA' yahh .. seorang yang sangat aku kagumi. seorang kakak dengan penuh kasih sayang nya, cinta nya, belaiannya, tuturkata nya, kesabaran nya, dan semuuuuuuaaaa yang membuat ku menyayangi nya dan dia takan TERGANTIKAN.

ingin rasanya memutar balikan waktu saat dia ada di samping ku, ingin menikmati semua fasilitas kasih sayang dari dirinya.
ku ingat waktu itu, saat bercanda bersama, tertawa bersama, hingga sedih pun bersama.
tak pernah sedikit pun dia menyakiti ku, membuat ku menangis atau apalah! dia seseorang yang sangat aku cintai dan sampai detik ini aku tidak pernah sekali pun bertemu sesorang seperti dirinya.

dia yang slalu membuat ku tertawa, menghibur ku saat sedih, menegurku ketika aku salah.
ingin rasa nya kembali seperti dulu!
sedikit meneteskan air mata bila mengingat saat bahagia itu. ingin aku merasakan pelukan hangat dari tubuhnya, merasakan kasih sayangnya, belaiannya, dan semua nya.
tak pernah sedikit pun dia mengeluh atas kenakalan ku, tak pernah dia membenci ku walaupun aku melukai hati nya. tak pernah dia marah, kasar , dan menyakiti ku hingga aku sakit sesakit sakitnya.

sering aku berkata kasar kepadanya bila dia marah kepada ku krn kenakalanku.
sering aku berbohong kpda orang tuaku tentang dirinya demi kepuasanku.
sering sekali aku menutup telinga bila dia menasehati ku krn kecerobohanku.
sering aku membanting pintu, melempar semua yang ada di depanku ke hadapannya bila dia tidak menuruti keinginanku.
TAPI? tak pernah sekalipun dia membenciku. dendam. membalas semuanya walaupun sedikit marah tapi itu tidak seberapa dibandingkan perbuatan ku kepadanya!
dia masih sempat tersenyum manis terhadapku! bahkan memanjakan diriku.

ku ingat setahun yang lalu saat dia telah berbaring kaku, lemah, dan tak bernyawa ! hanya terbungkus kain kafan putih bersih. yah itu adalah pakaiannya bertemu sang ilahi.
ku tatap sebuah tanah kuburan. dengan nisan bertuliskan "RAHMAT HIDAYAT. lahir 11-03-1989. wafat 17-12-2009"
subhanallah !! dia? kakak ku? kakak yang sampai sekarang masih ku nantikan sayangnya, cintanya, pelukannya, senyumannya! ingin sekali aku bertemu dengan nya walaupun hanya dalam mimpi sekedar untuk melepaskan rasa rinduku.

kak dengar aku!
aku rindu. aku butuh. aku cinta!
datangi aku, dekati aku, hibur aku dalam tidur malamku !
ku tunggu kau dalam mimpiku :*
satu permintaanku. beri aku senyuman termanis mu :* :)
ALWAYS MISS YOU BROTHER :*:*

only your love

"satu cinta dalam satu hati"

kalian mungkin sudah terlalu sering mendengar itu. tapi saya masi bertanya22 apa maksud dari "satu cinta dalam satu hati" ? memang cinta itu seperti apa? kenapa bisa ada di dalam hati? saya pikir hati itu adalah organ terpenting dalam tubuh yang berwana merah kegelapan yg terdiri atas darah dan beberapa senyawa sperti lemak dll. apa cinta itu bersenyawa ? terdiri atas H20? bersel dan mampu berkembang biak? bersifat genetik? dapat mewariskan sifat?
bagaimana cinta dapat menaklukan hati? menggunakan rumus apa?  trigonometri? lingkaran? integral? berpangkat berapa? mempunyai matriks? peluang nya berapa? dapat di kali atau d bagi?
bagaimana cinta masuk k dalam hati? menggunakan gaya ? vektor? apa hati bermassa? memiliki ruang? bergelombang? memiliki simpul? berapa usahanya ? kecepatan nya ? jarak bagi waktu? percepatannya bagaimana?
bagaimana cinta bisa bertahan di dalam hati? memang cinta bersifat asam atau basa? cinta itu merupakan larutan penyangga? PH nya berapa? cinta bisa d setarakan? bereaksi terhadap apa? air ? O2? H2? X2? bersifat padat , cair atau gas?

menurut saya cinta itu indah, hati bukan sekedar organ terpenting dalam tubuh tapi merupakan organ yang luar biasa sangat penting bagi aku dan kamu :D cinta itu bersenyawa kebahagiaan terdiri atas keceriaan dan tdk smua cinta yg mampu berkembang biak. cinta yg dapat berkembang biak hanya cinta mu dan hanya mampu berkembang biak di hatiku.
cinta mu dapat menaklukan hatiku tanpa menggunakan rumus apapun. cintamu d hati ku sangat berpangkat dan berpeluang besar. cinta mu untuk ku dapat d kali tapi tdk dapat di bagi :*
cinta kamu mampu masuk d hati ku menggunakan gaya kasih sayang, bermassa banyak dan sangat berat. tdk beruang dan usahanya sangat besar kecepatan nya sangat cepat tdk dapat d bagi jarak dan waktu
cinta kamu dapat bertahan di dalam hatiku, bersifat netral, berPH 7, merupakan larutan canda tawa. cinta mu tdk bisa d setarkan dan hanya dapat bereaksi terhadap hatiku. cinta mu bersifat permanen :D