Ini bukan cerita biasa yang ku
tulis pada layar komputerku. Saat ini aku sedang menikmati salah satu keindahan
alam yang merupakan bukti kekuasaan Tuhan. Sudah lama sebenarnya aku ingin
menulis sesuatu di tempat ini. Tempat yang mampu membuatku sedikit nyaman
dengan beberapa problem yang kuhadapi.
Di sini aku juga bersama salah
satu orang yang membuatku cukup tenang bila bersamanya. Saat dia sedang menutup
mata, saat seperti itu pula aku selalu berdoa agar bisa menikmati hidup
bersamanya. Tapi saat ini aku juga sedang memikirkan dua orang yang merupakan
emas bagiku. Dua orang yang selalu membuatku bahagia ketika melihat wajahnya,
senyuman bahagianya kepadaku saat aku memberi salam dan membuka pintu rumah. Dua
orang yang senantiasa menunggu kabarku, yang khawatir bila tidak mendengar
suaraku, yang menggantungkan sejuta harapan kesuksesan kepadaku. Saat ini aku
juga terbayang seorang yang selalu memberikanku contoh dalam setiap perjalanan
hidupnya dulu. Yang setiap detik selalu membuatku rindu. Yang disetiap ungkapan
doaku pasti ku sisipkan namanya dan kedua orang tuaku. Yang setiap hari selalu
kukirimkan kado Al-fatihah untuknya. Sosok yang juga mengantungkan sejuta
harapan untuk bisa membahagiakan orang tuaku. Yang menitipkan beberapa
keinginan untuk ku. Aku tidak menganggap semua itu beban. Tapi ketika perasaan
itu muncul aku selalu takut menjadi orang yang gagal untuk mereka.
Aku tidak mengerti dengan apa
yang ada saat ini. Aku takut gagal! Dan beberapa tahun kedepan aku harus bisa
menyelipkan title S.Psi, M.Psi di belakang namaku. Aku sendiri juga menggantungkan
sejuta harapan kepada diriku sendiri. Dan seperti manusia secara umum optimis
dan pesimis itu selalu ada di dalam diriku.
Teman, aku sedikit ingin
mengajukan pertanyaan. Bagaimana yang kalian lakukan saat berada pada dua
pilihan sulit? Dan saat kalian memilih salah satu dari kedua itu ternyata
pilihan yang kalian pilih itu salah? Bagaimana ketika pilihan yang kalian pilih
mengorbankan beberapa orang yang sangat penting bagi kalian? Ibu misalnya, ayah
dan teman-teman kalian? Apakah kalian tidak merasa memiliki bergumpal-gumpal beban, berton-ton pikiran
yang membuat kalian selalu merasa bersalah?
hembusan angin di tempat ini,
pepohonan hijau yang menyejukan hati, debu beterbangan, deras ombak di lautan membuatku
semakin menggebuh-gebuhkan rasa syukur kepada sang kuasa. Teman, coba bayangkan
kebahagiaan itu muncul ketika kalian bisa menikmati semua yang Tuhan beri. Tapi
bagaimana bila kalian lemah dan tidak kuat menopang semuanya? Ketika saat ini
kalian tidak sepenuhnya bisa menjadi pribadi kalian seperti biasanya?
Aku juga sebenarnya sedikit heran
dengan semua itu. Tapi yang aku tahu saat ini aku tidak boleh mengeluh. Selalu menanamkan
optimisme dalam diriku. Tetap bersykur dengan apa yang ada pada diriku saat
ini, tetap terbuka dan tidak menutupi kekurangan dalam diriku. Dan yang
terpenting suatu saat aku akan mendapatkan semua yang aku inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar